Selamat Jalan Peri Kecil

Hanya 9 minggu aku menjadi cangkangnya. Menyelinap dalam tubuhku untuk mencapai tujuannya sendiri. Entah itu memberi pelajaran berharga atau menjadikanku perempuan yang semakin kuat. Mungkin dia udah sampai di gerbang surga, untuk kelak menjemput kami yang tersesat.  

Awal puasa yang sangat menyedihkan bagiku. Minggu siang tiba-tiba keluar flek sedikit, tapi makin sini makin banyak seperti sedang menstruasi. Aku coba konsul halodoc, katanya ada indikasi keguguran dan diberi resep obat penguat. Semalaman gelisah dan nangis banget, ngobrol dengan Ario bahwa kita harus siap dengan segala situasi baik atau buruk pada janinku. 

Senin pagi aku pergi ke klinik Kimia Farma ditemani sahabatku Eva. Aku konsul dengan dr. Umar Seno dan setelah USG ternyata janinku tidak berkembang. Dokter menyarankanku untuk tindakan kuretase dan aku dijadwalkan hari Jumat. Perasaanku campur aduk, tapi yang pasti aku gak bisa menunjukkan rasa sedihku di depan orang lain. Rasanya setelah itu pengen cepet-cepet pulang ke rumah dan meluk Ario. 

Sesampainya di rumah, darah yang keluar semakin banyak. Aku makin gak bisa menahannya. Akhirnya telfon Ario untuk segera pulang. Saat itu di rumah hanya berdua dengan Degea, untungnya beberapa saat kemudian ada mama datang. Hari itu pula kami pergi ke RS Hermina untuk segera tindakan kuret. Sampai RS jam 3 sore, Ario ngurus administrasi dan aku mulai screening segala macam ditemani mamaku. Tindakan baru akan dimulai jam 7 malam, mama dan Ario gantian jaga aku di dalam ruangan. 

Kali pertama dalam hidup masuk ruang operasi, rasanya dingin sekali. Semua detailnya masih aku ingat jelas sampai akhirnya aku bius total dan sadar di ruang pemulihan. Proses tindakan hanya berlangsung 30 menit. Dari awal gak merasakan sakit apapun, bahkan setelah tindakan pun aku gak merasa sakit apa-apa selain perasaan hampa. Gak ada lagi perut yang bisa dielus, gak ada lagi janin yang aku jaga, dan gak lagi menjadi cangkang untuk dia tumbuh. 

Setelah semuanya selesai, satu-satunya yang kuinginkan adalah pulang ke rumah tidur di kamarku meski dengan perasaan hampa. Akhirnya setelah mengurus administrasi dan makan, tengah malam kita pulang. 

Selamat jalan, Peri Kecil. Makasih pernah hadir ❤

Comments

Popular Posts