Dua Karakter Wajah di Salian Art
“mas, anak senirupa ya?bisa gambar wajah saya?”-tuhan
si anak muda pemaluPotongan tulisan di atas adalah tulisan pertama yang aku baca saat sampai di tempat ini.
suka menggambarsenang membekukan gerak, pada suatu ketikahadapi tanyatanya bertumpuk seperti akrilik pada kanvasnyakanvas memandang percakapan dalam diamlalu diam mengurai warna hingga berisiklerai kenangan dadakan berbisikmengeraskan otot leher membuatkan bicara yang gagapmembentuk semesta kikuk yang selalu menguappengap oleh harapsunyi oleh bunyi…-Fajar Abadi-
Ini adalah kali ketiga datang ke Salian Art. Sesampainya disana, disambut hujan yang cukup deras. Dari pintu masuk, aku dan Ario berjalan lurus menuju panggung pameran. Seolah-olah diri ini gak sabaran untuk segera melihat, merasai, dan mengagumi. Pameran kali ini terasa sangat melankolis. Dua karakter wajah perempuan dalam satu lukisan. Semua lukisan tersebut tidak memiliki judul.
Pameran karya seniman muda, Jabbar Muhammad bertajuk Anima. Dalam
tulisan kurator Riffandi Priatna menyebutkan bahwa Anima mengacu pada istilah
yang digunakan oleh Carl Jung pada bidang psikologi untuk menjelaskan sisi
feminin pada kepribadian pria. Berasal dari kata latin yang berarti pikiran
atau jiwa. Anima bekerja pada sisi bawah sadar manusia dan ditujukan kedalam
diri manusia tersebut.
Jabbar Muhammad memilih dua tempat untuk memamerkan lukisan-lukisannya.
Salian Art dan Omnispace. Salian Art memiliki ruang yang lebih terbuka dan
kondisi cuacanya lembab sehingga dinilai cocok untuk menempatkan karyanya yang di
atas kanvas. Sambil menunggu kawanku datang, aku sesekali terkagum dan mengambil gambar, serta potret diri.
Aku suka dengan karya seni lukis, meski tidak pernah
benar-benar memahaminya.
Oh, itu dia, kawanku
datang bersama segerombol cerita dalam ingatannya. Tanpa banyak bicara lagi, kami larut dalam lukisan-lukisan perempuan dalam dua karakter wajah.
Pamerannya masih dibuka hingga 25 April 2016.
Comments
Post a Comment