Senyap di Salian Art - Bandung

"Senyap menjadi kata sekaligus nuansa yang mewakili maksud dari pameran tunggal Titarubi kali ini. Karena ketika seorang manusia dihadapkan dengan peristiwa sejarah yang melibatkan tragedi kemanusiaan yang telah lalu, tidak ada pembicaraan lebih lanjut, tidak ada teriakan, hanya senyap menyergap sebagai bentuk cerminan akan bagaimana manusia kini memaknai kemanusiaan bagi dirinya sendiri maupun bagi manusia lainnya”
          Rifandy Priatna – Kurator

Beberapa minggu yang lalu, setelah balik dari Farm House, kami (aku dan teman-temanku) melanjutkan perjalanan ke arah Sersan Bajuri no 86-88 untuk mengunjungi Salian Art. Agak heran kenapa pelataran depan sepi sekali, tidak ada satupun kendaraan terparkir. Saat kami parkir, satpamnya ngasih tahu kalau parkirnya di belakang, masuknya lewat gerbang yang ada di samping. Hadeuuuhh. Dasar euceuy...Hahahaha.

Tanpa banyak lagi basa-basi, kami langsung masuk dan menemukan deretan meja kursi. Ternyata Salian Art ini terletak di belakang resto mewah bernama Semilir. Kami langsung menuju belakang. Saat itu, tema pamerannya adalah Senyap yang sudah dibuka sejak 26 November 2015.

Sejumlah karya oleh Titarubi tentang bagaimana penjelajahan bangsa Eropa akan rempah-rempah. Dituangkan pada patung berbentuk jubah yang dibentuk dengan menggunakan pala yang disepuh emas murni. Kemudian ada pula badan perahu berwarna hitam yang setengahnya habis terbakar, menafsirkan peristiwa pembakaran perahu di pulau Banda Neira oleh bangsa Belanda. Ada pula beberapa gambar di atas kanvas yang menempel di dinding. Huhhhh kereeeeen parah!

Setelah itu, kami berjalan-jalan ke halaman belakang. Banyak kursi dan meja yang terbuat dari kayu. Udaranya sangat sejuk, ditambah hujan baru saja reda. Sayangnya kami kesana saat malam, pemandangangannya jadi tidak terlalu indah. Tetapi kami tetap saja menikmatinya. Ohya, tempatnya gratis!

Comments

Popular Posts