Cerita Lamaran
Wah, gak terasa ya udah masuk pertengahan bulan. Masih pada aman gak nih keuangan? Hehehe.
Aku mau cerita soal lamaranku dengan Ario. Aku belum pernah cerita sama sekali soal ini. Hanya 3 orang teman yang tahu perihal lamaran kita. Rani, Gugum, dan Ariska. Aku minta bantuan Rani untuk foto-foto acara kita, sedangkan Gugum dan Ariska nemenin aku piknik ke Kirpay H-1. Aku gak mau gembar-gembor soal lamaran ini, bahkan keluarga besarku dan keluarga besar Ario juga gak tahu. Jadi, saat itu yang datang hanya Ario, ibunya, dan kakak beserta anak-anaknya. Ini menjadi pertemuan pertama keluarga kami.
Gak ada dekorasi atau persiapan spesial lainnya. Hanya makanan yang dimasak mama, make up seadanya, dan pakaian yang aku kenakan saat itu adalah gamis warisan dari mimih (alm. nenek) supaya aku ngerasa deket dengannya. Dulu mimih pernah bilang ingin sekali nyaksiin cucu pertamanya nikah, tapi Allah Swt. punya rencana lain. Acara yang sangat sederhana, tapi bermakna.
Saat itu kita belum menentukan tanggal menikah, hanya sebuah kepastian bahwa keluarga Ario juga keluargaku sangat menerima kami berdua. Aku dan Ario sepakat untuk tidak share hal ini ke media sosial. Ini 'hanya lamaran' yang masih panjang jalannya untuk menuju acara pernikahan. Banyak hal baik/buruk yang bisa saja terjadi dalam proses menuju pernikahan. Biarlah nanti orang tahunya detik-detik mau nikah saja. Lagipula, kalau tidak salah, tidak baik membicarakan berita lamaran secara berlebihan.
Kenapa ya? Mungkin aku punya ketakutan tersendiri. Takut di tengah jalan ternyata Ario bukan jodohku dan pikiran-pikiran terburuk lainnya. Naudzubillah. Bener dugaanku, banyak sekali godaannya. Mempersiapkan penikahan memang gak mudah, apalagi banyak yang aku kerjain sendiri, ditambah kita LDR-an. Beruntungnya, aku punya mama yang selalu nguatin aku. Mama yang selalu ngingetin aku untuk ikhlas dan pasrah. "Ikhlas ya, Mbak Erna. Pasrah dan selalu berdoa. Serahkan semuanya ke Allah." begitu kata mama.
Alhamdulillah sekarang kita sudah menikah dan menuju 3rd anniversary. Hehe.
Aku mau cerita soal lamaranku dengan Ario. Aku belum pernah cerita sama sekali soal ini. Hanya 3 orang teman yang tahu perihal lamaran kita. Rani, Gugum, dan Ariska. Aku minta bantuan Rani untuk foto-foto acara kita, sedangkan Gugum dan Ariska nemenin aku piknik ke Kirpay H-1. Aku gak mau gembar-gembor soal lamaran ini, bahkan keluarga besarku dan keluarga besar Ario juga gak tahu. Jadi, saat itu yang datang hanya Ario, ibunya, dan kakak beserta anak-anaknya. Ini menjadi pertemuan pertama keluarga kami.
Gak ada dekorasi atau persiapan spesial lainnya. Hanya makanan yang dimasak mama, make up seadanya, dan pakaian yang aku kenakan saat itu adalah gamis warisan dari mimih (alm. nenek) supaya aku ngerasa deket dengannya. Dulu mimih pernah bilang ingin sekali nyaksiin cucu pertamanya nikah, tapi Allah Swt. punya rencana lain. Acara yang sangat sederhana, tapi bermakna.
Saat itu kita belum menentukan tanggal menikah, hanya sebuah kepastian bahwa keluarga Ario juga keluargaku sangat menerima kami berdua. Aku dan Ario sepakat untuk tidak share hal ini ke media sosial. Ini 'hanya lamaran' yang masih panjang jalannya untuk menuju acara pernikahan. Banyak hal baik/buruk yang bisa saja terjadi dalam proses menuju pernikahan. Biarlah nanti orang tahunya detik-detik mau nikah saja. Lagipula, kalau tidak salah, tidak baik membicarakan berita lamaran secara berlebihan.
Kenapa ya? Mungkin aku punya ketakutan tersendiri. Takut di tengah jalan ternyata Ario bukan jodohku dan pikiran-pikiran terburuk lainnya. Naudzubillah. Bener dugaanku, banyak sekali godaannya. Mempersiapkan penikahan memang gak mudah, apalagi banyak yang aku kerjain sendiri, ditambah kita LDR-an. Beruntungnya, aku punya mama yang selalu nguatin aku. Mama yang selalu ngingetin aku untuk ikhlas dan pasrah. "Ikhlas ya, Mbak Erna. Pasrah dan selalu berdoa. Serahkan semuanya ke Allah." begitu kata mama.
Alhamdulillah sekarang kita sudah menikah dan menuju 3rd anniversary. Hehe.
Comments
Post a Comment